Dengan lahan terminal seluas 219.000 meter persegi, YIA diperkirakan akan mampu menampung hingga 20 juta penumpang per tahun. Sementara Bandara Internasional Adisucipto yang selama ini digunakan memiliki luas 17.136 meter persegi dan hanya mampu menampung 1,7 juta penumpang per tahun.
“Jadi hitung-hitungan yang ada di sini sekarang penumpang 8,4 juta per tahun. Kapasitas ini 20 juta. Ada sebuah kelonggaran yang sangat besar, kurang lebih 11 juta kelonggaran kapasitas. Sehingga itu yang harus diarahkan agar penerbangan-penerbangan baru, slot-slot diberikan kepada penerbangan yang membawa turis sebanyak-banyaknya ke Yogyakarta dan sekitarnya,” paparnya.
YIA sendiri ditargetkan akan beroperasi secara penuh pada 29 Maret 2020. Nantinya, seluruh penerbangan di Bandara Adisucipto akan dialihkan ke YIA, kecuali penerbangan berjadwal dan tidak berjadwal yang menggunakan pesawat propeller/baling-baling, serta penerbangan VIP menggunakan pesawat jet pribadi.
“Ya, seluruhnya nanti. Jadi di Maret akhir, (tanggal) 29, kita harapkan sudah digeser ke sini (YIA) semuanya. Di sana (Adisucipto) disisakan hanya untuk pesawat baling-baling,” ujarnya.