Oleh: Gerard N. Bibang
Sukma kita saling berbenih ketika pertama kali berjumpa
Akhirnya kini lahir menjadi bidadari bersayap
Yang beterbangan di langit bumi kita
Berkibar-kibar sayapnya, berpendar-pendar matanya
Memberi irama pada langkah waktu kita
Menyiram pohon tumbuhan kerinduan berpadu
Pada jiwamu dan jiwaku
Engkau adalah sungai yang mengalir
Dalam ruang perasaan dan pikiranku
Engkau adalah matahari yang menyinari tanpa henti
Menghangatkan tapak demi tapak di atas waktu
Terimalah seluruh gelap terangku, kekasihku
Sebab dari dalam cahaya matamu
Tuhan dengan tajam menatapku
DI TENGAH PERJALANAN
Di tengah perjalananku yang kulihat belum sayu-sayup penghujung
Rindu ketemu engkau saja sudah membuatku gemetar
Aku berhenti, termenung
Aku diam lama sekali, senyap
Sambil senandung lagu bisu
Sendiri, dalam kalbu
Selalu saja diriku terhubung denganmu
Barangkali karena rindu
Yang tak tertahankan kepadamu
Terengah
Apakah sebenarnya yang engkau kehendaki
Yang membuatku selalu merasa iri
Bukankah engkau telah menjawab dalam kata cinta
Yang sekali terucap, kekal adanya?