Sajakku Yang Sendu
Kabut sunyi perlahan merayap menyusup
celah-celah hati yang tengah menjelma sendu
desau angin pun membisu ketika aku mulai mengadu tentang apa yang bertalian denganmu
ia adalah rasa indah dalam dada yang tak pernah sanggup terucap
ada kecemasan tentang harap akan bertemu kecewa
ia adalah rasaku kepadamu
yang aku pendam bertahun-tahun
dari dulu, sekarang, mungkin juga nanti
karena aku, terlarut nyaman dalam pertemanan
hingga aku putuskan
untuk bergegas dari rasaku
memikul angan tak kesampaian
merangkai lupa akan ingat
menolak luka berkepanjangan
tak ingin tersungkur dalam rasa yang tak bersambut
merangkak perlahan menuju lupa
sejak sajak sejukku menjelma sendu
aku berteduh di balik sejuk sajakku
untuk menampik rindu
hingga senyummu beranjak dari ingatanku
Surabaya, Mei 2020
Penulis adalah mahasiswa Sastra Inggris, Universitas Wijaya Putra Surabaya