Oleh: Gerard N. Bibang
Dan embun pun menguap setelah semalaman dirundung arak-arak mendung gelap; bagaikan peristiwa cinta yang seketika sirna karena dibungkus oleh dedaunan lelap; wajah lelaki itu terus membayang-bayang; mengajakmu sejenak berpejam; menundukkan kepala dan menggumamkan doa
Apakah sedemikian gelap sehingga kalian masing-masing bersikap seperti hendak memadamkan gunung meletus? bisa kah kalian belajar menjinakkan perbedaan untuk mengimani gerhana tidak kekal dan bahwa gerhana bukanlah peristiwa alam yang selalu?
Tengoklah sejenak ke saat-saat silam; sangatlah nyaman serta penuh kekhusyukan; kalian bersahabat dengan angin dan matahari pagi; meski mendung merundung di atas kepala; tapi tiada pernah sekalipun kalian melarang hujan turun ke bumi; meski angin bertiup dengan kencangnya; tapi tiada pernah sekali pun kalian melarang daun-daun lapuk berguguran; kalau senyummu selalu mekar dalam hatimu; jangan larang dia tetap setia dan rindu padamu
***(gnb:tmn aries:jkt:senin:6.3.23)