Nuncio di Sidang Tahunan KWI 2019: Tahun yang Penuh Syukur

Selama beberapa hari ini, Anda dipanggil untuk mempelajari secara mendalam “Dokumen tentang Persaudaraan Manusia bagi Perdamaian Dunia dan Koeksistensi Bersama”, yang ditandatangani Februari lalu oleh Paus Fransiskus dan Imam Agung Al-Azhar di Mesir. Cakupan deklarasi ini sungguh penting, khususnya bagi situasi nasional kita, ketika pencarian akan perdamaian, harmoni dan koeksistensi adalah tantangan yang harus kita hadapi bersama dari hati ke hati dan sambil bergandengan tangan.

Para Saudara Uskup terkasih,
Sebagai Uskup Gereja Katolik yang sudah berkontribusi besar bagi kelahiran bangsa kita, sebagai negara yang merdeka, bersatu, yang berdaulat, Anda masih melakukannya demi memelihara nilai-nilai bersama masyarakat kita. Sekali lagi, kita harus membimbing komunitas kita, pastinya dengan rendah hati, dalam dialog persaudaraan dengan semua orang, untuk selalu mewartakan kepada Indonesia kita ragi dan nilai-nilai injil yang hidup (ut unum sint), yang menjadi kontribusi khusus kita bagi masa depan bangsa. Dan itu adalah, pertama, keyakinan bahwa Yesus Kristus adalah satu-satunya Penyelamat dunia dan masyarakat, nilai-nilai dan budaya yang hidup di sini. Kedua, sukacita dan kebanggaan untuk menjadi anggota Gereja Katolik yang adalah Bunda kita namun memberikan kasihnya kepada semua orang yang hidup di Indonesia. Ketiga, kekuatan dan keberanian dalam komitmen kita bagi persatuan dan kekudusan personal. Persatuan dan kekudusan akan mengatasi kejahatan dengan kebaikan yang dimulai dari dalam Gereja kita. Dengan berbuat demikian, kita dapat memberikan kontribusi yang kredibel dan menjadi teladan bagi perbaikan masyarakat kita dalam citra Kerajaan Allah.