Pada Lokakarya ke-7 Program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 7 itu, ada unjuk “berbagi praktik baik” guru kepada sejawat guru lain. Tersirat, “berbagi praktik baik” itu semacam ajakan untuk “belajar mendidik”. Materinya kreatif, inovatif, menarik dan kontekstual. Isinya, mengajak peserta didik untuk paham dan belajar lebih baik. Di situ ada joyfull and inovative learning.
Selain unjuk “berbagi praktik baik”, pada Lokakarya ke-7 itu ada juga demo (:ekspo mini) kreasi guru. Dalam konteks ekspo, semua karya yang pajang di etalese tentu inovatif dan menarik. Ada pemanfaatan (re-use) sampah botol plastik jadi meja dan kursi lembut; ada handycratf; ada tanaman bunga; ada karya buku juga. Tentang buku, itu karya praktik brilian literasi guru dan murid.
Tentu saja, “panen” terbaik adalah kualitas dan kompetensi murid yang mumpuni. Literasi, numerasi dan karakter murid semakin lebih baik. Kalau penen guru penggerak adalah output, maka panen generasi yang cerdas, pintar dan arif adalah outcome pendidikan Manggarai Timur. Kualitas guru harusnya linear dengan hasil kualitas murid. Kurikulum hanyalah medium, bukan obat. Kalau kualitas gurunya hebat tetapi hanya memanen murid kerdil, itu namanya guru megalomaniak (:narsistik); kalau kualitas gurunya standar tetapi memanen murid hebat, itu namanya bonus.