Dini Widiastuti, Direktur Eksekutif Plan Indonesia menuturkan, “Salah satu anak dampingan Plan Indonesia, Maria, harus berjalan 30 menit sampai 2 jam untuk mendapatkan air bersih.” Sehingga menurutnya, pengadaan sarana air bersih selain dapat meningkatkan akses air bersih dan sanitasi, juga membantu mengurangi beban dan resiko bagi anak-anak perempuan. Dengan akses air bersih yang memadai, mereka tidak perlu kelelahan saat belajar di sekolah. “Lalu, sanitasi dan kebersihan juga lebih terjaga, misalnya saat menstruasi”, tukasnya, “Berbagai resiko kekerasan yang mungkin terjadi dalam perjalanan mengambil air juga bisa dihindari”.
Tantangan ini turut disadari para pelari yang akan terlibat dalam Jelajah Timur – Run for Equality. Salah satunya pelari ultra-maraton, Carla Felany, yang antusias terlibat dalam kampanye kesetaraan bagi anak perempuan melalui kegiatan maraton ini. “Sebagai pelari perempuan dan ibu dua orang anak, saya tergugah”, ujarnya. Ia berharap anak-anak Indonesia bisa menjalani kehidupan dengan layak dan menggapai cita-citanya setinggi mungkin. “Termasuk anak-anak perempuan di NTT, agar mereka bisa lebih berdaya,” papar Carla. Metode pengumpulan dana menggunakan crowdfunding. Para pelari ini akan mengumpulkan donasi dari publik yang memberikan dukungan untuk mereka di tautan portal kitabisa.com. Masyarakat juga dapat terlibat dalam Run for Equality dengan mengikuti virtual run, yaitu kegiatan berlari yang dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. Kemudian, jarak lari yang ditempuh dikumpulkan hingga target lari tertentu. Hasil pendaftaran melalui platform iluvrun akan menjadi donasi untuk pengadaan akses air bersih. “Kami tidak bisa bergerak sendiri, karena itu melalui Run for Equality ini kami mengajak publik untuk terlibat bersama-sama untuk pengadaan akses air bersih di NTT,” tutup Dini.