Kae Pater, bergaunglah terus melodimu di tahun-tahun tersisa. Saya, maaf, sudah lama melupakannya, tapi kini, dengan warta pancawindu imamatmu, saya pelan-pelan mulai kembali mengingatnya. Berjuta tabik dan doaku untukmu selalu:
Puisi Jalanan
puisiku ini lahir dari jalanan
dari desah napas disela-sela debu beterbangan
dari pergulatan menjawab pertanyaan dari mana ke mana
dari empatpuluh tahun menapak di jalan sunyi
untuk menggapai Sang Sabda yang nyata namun tersembunyi
puisi jalananku ini langsung milik Sang Sabda
sebab suara rintihan yang terengah-engah di jalan tak lagi bisa mengharukan
sebab suara-NYA selalu sayup-sayup sampai tapi tak pernah mati
entah di jalan sunyi maupun di jalan ramai
puisiku akan terus terlantun
hingga langkahku mendarat di tebing waktu