Ibu adalah nama yang sebut -sebut, baitku seakan mengagugkannya
Tak mampu tidak menyisipkan ibu dalam pikiran ini
Sembari melukiskan namanya, ingin kubacakan sebait puisi di depannya
Ketika pagi telah mengalah malam terlarut sempurna
Hati seakan tak mampu membaca bait-bait itu
Ibu telah hilang sebentar waktu tuk lunasi hutang-hutang
Di tetangga aku bertanya namun wajah-wajah mereka
melukiskan jawaban tidak!
Semua tinggalkan aku seorang diri
Kuajak pena untuk bercumbu,
Namun jawaban tidak! Dilontarkan lantas mulutnnya tak ada kabar
Hati kini dilukai oleh angin spoi-spoi tuk menghiasi pagiku
Sementara sebait puisi itu tak sempat aku baca
Aku sandarkan diriku di meja makan diisi oleh sisa makan
Malam tadi kubaca satu persatu bait itu
Ditonton piring-piring terlantar di atas meja makan itu
Air mata bercucuran bagaikan sungai mengalir deras
Tak sempat aku mengusapnya
Bait-bait puisi itu telah habis dibaca oleh seruan suaraku
Kini aku seorang diri ditinggalkan sanak saudara yang pergi
Menempui waktu mereka masing-masing