Menurutnya, pada metode perhitungan kemiskinan konvensional, seseorang atau suatu rumahtangga dikategorikan miskin dilihat dari pendapatan atau pengeluaran yang berada dibawah garis kemiskinan tertentu.
Ditambahakan, akan tetapi, hal ini dinilai tidak dapat mencakup aspek-aspek kemiskinan secara keseluruhan, sehingga paradigma penghitungan kemiskinan bergeser menjadi indeks kemiskinan multidimensi yang mencakup 3 dimensi utama yakni kesehatan (nutrisidankematiananak), pendidikan (lamasekolah dan kehadiran di sekolah) serta dimensi standar hidup layak (bahan bakar untuk memasak, sanitasi, akses airminum, listrik, tempattinggal, dan aset).
Kondisi kemiskinan di Provinsi NTT masih sangat jauh dibandingkan dengan rata-rata nasional, serta provinsi-provinsil ain.
“Terutama di bandingkandenganprovinsi-provinsi di Indonesia bagianbarat. Provinsi NTT punmasih cukup tertinggal dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain di Indonesia bagian tengah dan timur,” jelas Frans Aba
Melihat kodisi tersebut maka beberapa hal yang dilakukan untuk menghapus atau paling tidak mengurangi jumlah kemikinan antara lain melakukan koordinasi antar lembaga dan sinkronisasi kebijakan daripara stakeholder