HUJAN dan RINDU

IMG 20191128 WA0007 jpg webp

Kau tidak tahu kan bagaimana rasaku saat ini? Ini sudah bulan November, bulan yang mestinya aku dan dia bertemu untuk kedua kalinya. Bulan yang mestinya aku dan dia bersimpuh dalam teduh, tempat yang pernah kita janjikan jauh hari sebelumnya, bicara banyak hal, topik demi topik kita bahas sampai akhirnya kita membahas dan berkomitmen untuk masa depan kita.

BACA JUGA:  "Yang Dicari"

“Tunggu aku ya di sana, jaga hati baik-baik”, begitu katanya saat itu ketika bicara via hp. “Aku di sini masih berjuang untuk masa depan kita nanti”. Lanjutnya.

Aku hanya menganggukan kepala sambil tersenyum geer saat dia ucap seperti itu, antara percaya dan tidak percaya, dan saat itu aku percaya dan yakin. Yakin bahwa di sana ia memang sedang berjuang untuk bahagiaku kelak. Yakin bahwa memang namaku yang sedang ia lantangkan dalam doa sambil berusaha pulang membawa sesuatu yang berarti untukku. Mendengar kata manisnya saat itu rasanya aku ingin dia segera pulang dan aku adalah rumahnya.

BACA JUGA:  Di Antara Pilar-Pilar Kegelapan Siang di Jalan Pulang

Ahh… Imajinasiku berlebihan, nyatanya, yang ia katakan hanyalah wacana. Hingga saat ini rasanya aku seperti rakyat jelata yang termakan dengan janji manis para politisi. Ah…, bangsat bukan?