” Sisilia Sija dapat khabar bahwa Natus mengklaim tanah itu miliknya. Sisilia Sija tidak mengerti bagaimana bisa tanah warisan suaminya itu dan sejak tahun 1998 telah dikuasai, digarap, ditanami pohon-pohon kopi, durian, cengkeh, pisang, advokad, pinang, mahoni, tiba-tiba saja diklaim sebagai tanah milik Natus.
Sisilia Sija juga tidak mengerti kenapa ada manusia yang begitu kejam sesukanya menebang pohon-pohon kopi miliknya yang jadi sumber kehidupan keluarganya selama ini ” terangnya.
Sisilia Sija hanya menangis. Dia kembali merasakan perihnya duka cita seperti ketika suami, menantu dan cucunya jadi korban bencana tanah longsor pada tanggal 7 Maret 2019 yang merenggut nyawa mereka.
” Kali ini janda dengan lima orang anak ini jadi korban bencana kejahatan manusia yang menebang pohon-pohon kopi sumber kehidupannya”.
Dengan demikian kami selaku kuasa hukum akan melaporkan kejahatan kemanusiaan ini kepada pihak yang berwajib, dan satu-satunya harapannya Sisilia Sija adalah Polres Manggarai Barat dapat melakukan penegakan hukum untuk melindungi hak hidupnya ” tutupnya.