Masuk Kategori Prevalensi Stunting Tertinggi di NTT, Pemda Matim: Perbedaan Sumber Data

IMG 20220309 WA0030 jpg

Dengan demikian,Masih Boni, SSGI dan e-PPGBM merupakan dua cara yang berbeda untuk mengetahui prevalensi stunting disebuah Kabupaten.

“SSGI adalah studi yang mengambil sampel dari suatu populasi dan dilakukan sekali setahun. E-PPGBM adalah sebuah metode yang mengukur seluruh balita dalam satu wilayah Kabupaten/Kota dan dilakukan setiap bulan,”ucap Boni.

Menurut Boni, Upaya penanganan stunting dilaksanakan secara Nasional, termasuk di Provinsi NTT dan di Kabupaten Manggarai Timur melalui konvergensi stunting. Konvergensi percepatan pencegahan stunting adalah intervensi yang dilakukan secara terkoordinir, terpadu, dan bersama-sama dengan mensasar kelompok sasaran prioritas yang tinggal di desa untuk mendorong penurunan prevelensi stunting.

BACA JUGA:  Sahabat Ande Agas Lamba Leda Utara(Saga Laut) Resmi Dibentuk

Sebagai bagian dari upaya percepatan penurunan stunting Pemprov NTT melakukan lomba Konvergensi Stunting untuk Kabupaten/Kota dalam wilayah Provinsi.

Lebih lanjut Boni menjelaskan,Tahun 2020 Matim menduduki peringkat 19 konvergensi stunting dengan prevelensi 16.5%dan pada tahun 2021 berhasil mendapat peringkat 2 untuk aksi konvergensi dengan prevalensi stunting 12%. Capaian ini membuat Kabupaten Manggarai Timur berada di posisi 4 setelah Ngada 11,7%, Nagekeo 9,2% dan Sumba Tengah 8,1% untuk Konvergensi Stunting di Provinsi NTT.Komitmen Provinsi NTT juga tertuang dalam komitmen bersama antara Gubenur NTT dan Bupati/Walikota se NTT untuk menurunkan stunting sebesar 10 % di tahun 2022.