KPA BAN S/M NTT: Partisipasi Akreditasi Sekolah di Manggarai Perlu Perhatian Serius

20220729 075615 3 jpg

RUTENG, SorotNTT.Com-Berkaitan dengan akreditasi sekolah periode I-II tanggal 20-23 Juli tahun 2022 yang dilakukan oleh Badan Akreditasi Nasional (BAN) Sekolah Menengah (SM) Propinsi NTT, Koordinator Pelaksanaan Akreditasi (KPA) BAN S/M di Manggarai, Dr. Mantovanny Tapung, S. Fil., M.Pd., menyampaikan bahwa partisipasi satuan pendidikan masih minim dan perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah, dinas Pendidikan, dan sekolah itu sendiri. 

Mantovanny menyampaikan dalam dari 6 sekolah (1 SMA, 3 SMP, dan 2 SD) yang sebenarnya potensial menjadi sekolah sasaran akreditasi, hanya ada 2 sekolah yang berhasil mengisi SISPENA (sistem penilaian akreditasi) berbasis web dan sudah divisitasi (akreditasi) oleh asesor dari lembaga Independen (BAN SM NTT). Satu SD diperiode I sudah mendapat nilai akreditasi dan satu SD yang dinilai pada periode II, dalam dua minggu ke depan sudah bisa mendapat nilainya. 

BACA JUGA:  Aliansi Relawan Muda Manggarai Gelar Aksi Galang Dana Bantu Keluarga Samuel

Rendahnya partisipasi sekolah dalam mengisi SISPENA dan mengajukan usulan akreditasi ke BAN S/M bukan hanya tahun ini saja. Dosen Unika St. Paulus dalam bidang Filsafat Pendidikan ini juga memaparkan data. Pada tahun 2021, dari jumlah sekolah yang tersebar di 12 Kecamatan di Manggarai, terdapat sekitar 338 sekolah dasar dan menengah. Dari sejumlah sekolah ini, 5,7% atau sebanyak 20 sekolah saja yang layak diakreditasi berdasarkan Sistem Penilaian Akreditasi (Sispena) dan penilaian asesor pada tahap asesemen kecukupan pada SISPENA, sebelum vistasi sekolah dilakukan. Pada jenjang SD/MI, dari 256, hanya 12 sekolah (4,6%), SMP/MTs dari  85 sekolah hanya 5 (5,8%),SMA/MA hanya 29 sekolah hanya 2 (6,8%), SMK dari 15 sekolah tidak ada yang ikut (0%), dan pada jenjang SLB dari 3 sekolah hanya 1 (33%). Dengan demikian, pada tahapan akreditasi tahun 2021, jumlah sekolah di Manggarai yang menjadi sekolah sasaran (peserta) akreditasi, yakni 5,7%, dengan tingkat partisipasi sebagai berikut SLB (33%), SMA/MA (6,8%), SMP/MTs (5,8%), dan SD/MI (4,6%).