Senja Terakhir

cerpen senja terakhir

*

Saat senja pertama menjemput, untuk beberapa detik mataku enggan berkedip, mataku menemukan raga bernyawa, seorang gadis berbaju jingga dengan wajah menawan di sudut kampus. Aku menatapnya lama tanpa pernah timbul rasa bosan atau berpaling dari sosok yang baru kutemukan sekarang setelah hampir setengah windu aku bergelut di kampus ini.

Senja setelah senja pertama,

BACA JUGA:  BIASA-BIASA SAJA

Aku kembali  membawa diriku menyusuri setiap sudut kampus. Lagi-lagi aku mendadak bisu, saat mataku menemukan titik fokus yang tepat. Dia sedang duduk membaca buku bersampul abu-abu. Sesekali dia tersenyum,  menggambarkan bacaan yang sedang dibacanya, pasti menarik. Saat kedua wajahnya diangkat, dengan senyum yang masih mengembang , lalu jemarinya menyelipkan  helai rambut yang jatuh ke wajahnya, cekrek!…, Mataku mengambil gambar dirinya, lengkap dengan efek alami biasan cahaya keemasan sajian senja. Aku masih membisu sampai akhirnya sadar dia lenyap bersama kepergian senja kedua.

BACA JUGA:  "Yang Dicari"

Senja ketiga,

Dengan mudah aku menemukan sosok itu. Sangat mudah mengenal setiap lekuk tubuhnya. Walaupun dari jauh, aku menangkap gambar dirinya sedang tertawa lepas. Dia duduk dengan beberapa temannya di bawah pohon mangga. Dia terlihat baik-baik saja dengan ocehan-ocehan yang terlalu jauh untuk dijangkau alat dengarku. Berbeda dengan aku, berdiri mematung. Membisu. Aku masih bercumbu dengan penyakit bisuku. Ah senja… Entah virus apa yang telah menyerangku.