Daerah

Apa Kata Dunia?

Img 20230811 wa0176 1

(Sedikit Catatan tentang Jalan di Dusun Lewar, Tapal Batas Bagian Utara Manggarai )

Oleh: Arnus Setu

Dusun Lewar, desa Lemarang, Kecamatan Reok Barat hingga kini masih terbelakang dalam hal ketersediaan infrastruktur dasar penunjang kehidupan. Sebut saja seperti akses jalan, listrik, jaringan telepon, hingga internet. Kesemuanya ini belum pernah dinikmati masyarakat di sana. Mumpung tahun politik dan pemilu sebentar lagi akan bergulir, barangkali masyarakat dusun Lewar bisa menaruh banyak harapan kepada para pemimpin yang kelak akan terpilih. Meskipun bisa jadi juga harapan tetap hanya menjadi harapan belaka, tidak kunjung terealisasi. 

Dusun Lewar sendiri merupakan dusun terjauh dalam wilayah kerja pemerintahan desa Lemarang, Kecamatan Reok Barat. Wilayah ini juga terletak pada perbatasan bagian utara antara Kabupaten Manggarai dan Kabupaten Manggarai Barat. Ada lebih dari 60 kepala keluarga yang tinggal di dusun ini. Mungkin karena letak geografisnya yang serba ”terluar” sehingga dusun ini kurang mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah.

Jarak dari ibukota desa Lemarang menuju dusun Lewar sekitar 12 km. Terdapat empat anak kampung di dusun ini yakni Pepek Lareng, Lewar, Merang, dan Wua. Perjalanan menuju dusun ini pun tidaklah mudah. Bisa menggunakan dua jalur sekaligus: jalur darat atau jalur laut. Bila menggunakan jalur laut, maka pengunjung mesti menggunakan perahu motor/ketinting dengan memakan waktu tempuh kurang dari 1 jam. Sementara bila menggunakan jalur darat hanya ada satu pilihan yaitu berjalan kaki di sepanjang pesisir pantai dan bisa memakan waktu mencapai 2 jam. Menggunakan kendaraan roda dua ataupun roda empat rasa-rasanya tidak mungkin. Sebab kondisi jalan kini tidak memungkinkan untuk dilewati. Meskipun dulu saat jalan tersebut pertama kali dibuka, baik kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat sekalipun bisa melalui jalan nan terjal itu. Namun, kini jalan tersebut terkesan terbengkalai. Mulai luput dan jauh dari jangkauan pemerintah. Apa sebab?

BACA JUGA:  Massa “Kepung” Gedung DPRD, Kantor Bupati dan Polres Ende, Terkait Peristiwa Kematian Ansel Wora

 

20230811 1649372059908571694627536
Pengguna jalan menuju Dusun Lewar

Salah satu penyebabnya ialah ketidakseriusan pemerintah dalam hal keberlanjutan perbaikan dan pengaspalan jalan dari wilayah ujung aspal di pinggiran ibukota Desa Lemarang hingga  ke dusun Lewar. Padahal “pembiaran” ini sudah berlangsung delapan tahun, terhitung sejak tahun 2016 lalu dimulainya pembukaan lahan dan pengerjaannya. Kini tidak pernah ada informasi yang jelas dan pasti tentang kapan adanya anggaran untuk perbaikan bahkan pengaspalan jalan tersebut. Sementara itu, di tiap tahunnya masyarakat dusun Lewar tiada henti terus bergotong royong membersihkan badan jalan yang terus ditumbuhi rerumputan tinggi bahkan pohon-pohon kecil. 

BACA JUGA:  BKH: Untuk Menjawab Penderitaan Rakyat, Dilakukan Dengan Cara Rebut Kekuasaan

Pertanyaannya: Kemanakah masyarakat Lewar mesti menagih jawab atas pertanyaan jalan ini? Pemerintah desa lagi? Kalau iya, maka pasti jawabannya tetap sama: “Optimalkan dulu pembersihan badan jalan, sambil menunggu informasi lebih lanjut”. Klise!

20230811 1700497406763275299705113
Rumput yang tumbuh dibadan jalan

Dengan tidak mengesampingkan infrastruktur lainnya, hemat penulis akses jalan mestinya masuk dalam perhatian serius pemerintah dan juga mesti menjadi skala prioritas pembangunan. Bagaimana bisa nadi perekonomian berdetak, sementara salah satu syarat mutlak untuk distribusi bahan baku adalah adanya jalan tidak terpenuhi. Apalagi letak dusun ini yang begitu strategis, sudah barang tentu jika pengerjaan jalan tersebut menjadi program prioritas, akan membawa dampak kemajuan yang tidak sedikit. Termasuk juga berdampak positif pada keberadaan infrastruktur lainnya. Justru  karena ketidakberlanjutan pengerjaan jalan itulah yang terus menyebabkan rumput-rumput di badan jalan mulai meninggi. Begitu pun dengan batang-batang pohon kecil lainnya. Apalagi bila musim penghujan tiba, badan jalan akan penuh oleh longsoran tanah dan material batu dari bukit. 

Terus apa gunanya pembukaan lahan pada tahun 2016 lalu, jika tidak diikuti dengan keberlanjutannya hingga saat ini? Apa juga respon pemerintah terhadap upaya gotong royong masyarakat dusun Lewar membersihkan badan jalan selama delapan tahun ini?

BACA JUGA:  Perkuat Kepengurusan, DPC MOI Bekasi Raya Gelar Rakerda di Garut

Pemilu sudah di depan mata. Tinggal menghitung bulan saja. Roda pergantian pemimpin sebentar lagi berputar. Kepada pemimpin baru di masa depan, masyarakat dusun Lewar titipkan pesan tertulis ini. Semoga bisa mengetuk pintu nurani dan tewujud dalam kebijakan di masa mendatang. Jika tidak ada respon positif pun tidak masalah. Itu artinya jalan ini tetap sebatas menjadi impian semata. Sementara masyarakat dusun Lewar akan tetap fokus pada kehidupan hariannya yang mayoritas sebagai nelayan dan petani. 

Namun, kalau seperti ini terus fakta di masa mendatang, maka benarlah bunyi salah satu iklan pajak berikut: APA KATA DUNIA ?

Tentang Penulis:

Arnus Setu lahir dan besar di Detusoko, Ende. Meski begitu, ia adalah orang asli kampung Merang, Dusun Lewar, Desa Lemarang. Beberapa tulisannya berupa opini dan cerita pendek pernah tersiar di media cetak Flores Pos, Pos Kupang, dan media online seperti VoxNTT. Ia lama merantau di Jawa. Kini mulai menetap di kampung Merang. Dan sedang bergiat menghidupkan literasi di kampung.