Julie Sutrisno Laiskodat Fasilitasi Bimtek Perbenihan Kedelai Terstandar di Kabupaten Manggarai

Img 20231014 wa0004 3

SOROTNTT.Com-Kedelai merupakan salah  satu komoditi yang cukup potensial untuk dikembangkan di wilayah Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Saat ini, wilayah yang menjadi fokus pengembangan kedelai di Kabupaten Manggarai yaitu di Desa Kajong, Kecamatan Reok Barat. Disamping itu, ada beberapa desa di kecamatan Satarmese seperti desa Iteng, Tal, Paka dan beberapa desa lainya.

Melihat potensi yang begitu besar tersebut anggota DPR RI Fraksi Nasdem Julie Sutrisno Laiskodat berupaya dan mendorong agar potensi kedelai ini dikembangkan secara maksimal oleh para petani kedelai di wilayah Manggarai tersebut sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan para petani di wilayah Manggarai. 

Selain mendorong para petani untuk mengembangkan kedelai, Julie Sutrisno Laiskodat juga memfasilitasi pasar kedelai dengan mendatangkan offtaker kedelai di wilayah Manggarai Raya. 

Melalui cara tersebut, maka para petani kedelai akan dengan mudah menjual kedelai mereka dengan mudah dengan harga yang relative baik. Melalui cara tersebut juga, para petani kedelai dipacu untuk mengembangkan kedelai secara maksimal dan menjualnya dengan mudah sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan para petani khususnya petani kedelai. 

BACA JUGA:  Gegara Longsor Ruas Jalan Ruteng-Reo Putus

Sebagai bagian dari upaya meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan para petani untuk mengembangkan kedelai, Julie Sutrisno Laiskodat memfasilitasi kegiatan bimbingan teknis terkait budidaya kedelai di berbagai tempat di Manggarai Raya khususnya di Manggarai yaitu di desa Iteng kecamatan Satarmese dan Kajong di kecamatan Reok Barat. 

Secara teknis, Kegiatan bimbingan teknis ini dilaksanakan oleh Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Nusa Tenggara Timur. 

Bimbingan Teknis Perbenihan Kedelai terstandar dilaksanakan di desa Iteng, kecamatan satarmese pada Kamis 12 Oktober 2023. Peserta  kegiatan bimtek ini dihadiri  oleh 40 peserta; terdiri dari para petani kedelai dari 4 desa, para PPL dan BPP Satarmese. 

Kegiatan ini juga dihadiri oleh perwakilan dari Dinas Pertanian, Perkebunan dan Hortikultura kabupaten Manggarai, Anggota DPRD Fraksi Nasdem kabupaten Manggarai Bapak Ardis Nanggur, Ketua Bidang Pertanian DPD Nasdem Manggarai Vinsensius Marung, Tenaga Ahli ibu Julie Sutrisno Laiskodat, Bapak Jener Alison Bana, Kepala Balai BSIP NTT Dr. Ir. Sophia Ratnawati, M.Si. 

BACA JUGA:  Seorang Pelajar MTS Reo Tenggelam di Bendungan Wae Mata

Sedangkan narasumber utama dalam bimbingan teknis ini adalah Bapak  Didik Sucahyono, SP, MP dan Bapak Erik Herwinda. 

Selain di Satarmese, kegiatan bimtek ini juga dilaksanakan di desa Kajong, kecamatan Reok Barat, kabupaten manggarai pada Jumat, 13 Oktober 2023 dengan 40 peserta petani penangkar kedelai dan PPL.

Kepala Balai Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Nusa Tenggara Timur menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada ibu Julie Sutrisno Laiskodat yang telah memfasilitasi melalui dana aspirasi sehingga BSIP NTT dapat melaksanakan kegiatan bimbingan teknis ini. 

Besar harapan agar petani kedelai di Manggarai dapat memanfaatkan momentum ini untuk meningkatkan ilmu pengetahun tentang budidaya perbenihan kedelai yang terstandar sehingga ke depan petani kedelai di Manggarai dapat menerapkan prinsip-prinsip budidaya kedelai yang berstandar untuk meningkatkan produktifitas kedelai di Manggarai. 

BACA JUGA:  Puluhan ASN di Manggarai Nonjob, ,Kornelis Dola: Nonjob Bukanlah Solusi

Jener Alisan Bana yang mewakili ibu Julie Sutrisno Laiskodat  dalam sambutanya menyampaikan bahwa Ibu Julie sangat fokus dalam pengembangan kedelai di kabupaten Manggarai sebagai salah satu sentra kedelai di wilayah Nusa Tenggara Timur. Dan Ibu Julie juga sangat mengharapkan agar para petani kedelai lebih serius dan fokus untuk mengembangkan komoditi ini sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan para petani kedelai di Manggarai.

Ibu Julie juga berkomitmen melalui aspirasinya untuk menyediakan benih, pupuk dan membangun industri pendukung pasca panen kedelai sehingga mampu menjadi  produsen kedelai baik untuk benih maupun kebutuhan konsumsi kedelai di wilayah Indonesia Timur dan mampu menekan impor kedelai nasional yang saat ini mencapai hampir 90%.