Menjadi Manusia Yang Bahagia

Menjadi Manusia Yang Bahagia

Homili Sri Paus
Alih bahasa oleh Rm. Ignatius Ismartono, SJ 

Engkau mungkin memiliki kekurangan, merasa gelisah dan kadang kala hidup tak tenteram, namun jangan lupa hidupmu adalah sebuah proyek terbesar di dunia ini. Hanya engkau yang sanggup menjaga agar tidak merosot. 

Ada banyak orang membutuhkanmu, mengagumimu dan mencintaimu. 

Aku ingin mengingatkanmu bahwa menjadi bahagia bukan berarti memiliki langit tanpa badai, atau jalan tanpa musibah, atau bekerja tanpa merasa letih, ataupun hubungan tanpa kekecewaan.

BACA JUGA:  Biografi MGR. Gabriel Manek, SVD, Pendiri Kongregasi PRR

Menjadi bahagia adalah mencari kekuatan untuk memaafkan, mencari harapan dalam perjuangan, mencari rasa aman di saat ketakutan, mencari kasih di saat perselisihan.

Menjadi bahagia bukan hanya menyimpan senyum, tetapi juga mengolah kesedihan.

Bukan hanya mengenang kejayaan, melainkan juga belajar dari kegagalan.

Bukan hanya bergembira karena menerima tepuk tangan meriah, tetapi juga bergembira meskipun tak ternama.

BACA JUGA:  Ibadah Natal, Aparat Gabungan Amankan 103 Gereja di Mabar

Menjadi bahagia adalah mengakui bahwa hidup ini berharga, meskipun banyak tantangan, salah paham dan saat-saat krisis.