Warga Merasa Kecewa Dengan Kunjungan Wisatawan Ke Kampung Adat Tutubhada

IMG 20191031 WA0005

Pantauan Sorot Ntt.com pada Senin (28/10/2019), kondisi fasilitas rest area yang dihiasi rumah payung serta rumah singgah para penggunjung sedang dikerjakan.

IMG 20191031 WA0004

“Kami bersama pemerintah desa akan terus menata dan berbenah untuk kemajuan rumah adat tutubhada demi kenyaman dan meningkatkan kunjungan wisatawan yang berdampak pada kemajuan pendapatan ekonomi masyarakat tutubhada” beber Ignasius (44) yang adalah warga setempat.

BACA JUGA:  Stikes Maranatha Kupang Lantik dan Angkat Sumpah 66 Perawat Lulusan Profesi Ners

Ignasius menerangkan, membangun rumah adat yang saat ini sudah berdiri kokoh bukan hal yang mudah, karena menghabiskan biaya yang cukup besar bahkah samapi ratusan juta, ditambah lagi harus memotong puluhan kerbau jantan dan babi yang harganya relatif mahal, namun beberapa waktu lalu ada salah satu pengunjung berkeberatan memberikan retribusi sewajarnya.

BACA JUGA:  PA Labuan Bajo Teken MoU dengan LBH Surya NTT untuk Bantu Masyarakat Miskin

“Bangun rumah adat ini tidak mudah pak, karena bahal lokal seperti balok lontar kami pikul dari hutan yang jarak tempuhnya cukup jauh bahkan menghabiskan waktu sampai berminggu minggu, dalam proses pengerjaan juga sudah puluhan babi yang kami potong untuk makan bersama, ada sebagian bahan seperti alang-alang kami harus beli, tidak ada bantuan dari siapapun tapi masi ada wisatawan yang mau foto gratis bahkan keberatan memberikan retribusi dua puluh ribu rupiah, apalah arti yang kami kerjakan ini” cerita Ignasiaus bernada kesal.