Mangrove Borong dan Pembangunan Matim

IMG 20191130 WA0023 jpg webp

Di sebelah sungai Waebobo, ketebalan hutan mangrove tampak berkurang. Itu terjadi sejak dulu. Penyebab alamiahnya adalah pergeseran daerah aliran sungai (DAS) Waebobo. Air pasang pun tidak sampai ke ujung hutan mangrove.

Selain itu, ada warga yang memelihara ternaknya di sekitar mangrove. Penebangan liar untuk kayu api juga dilakukan. Ekspansi pembangunan hunian masyarakat juga terjadi di sana. Sehingga perlahan-lahan, wilayah mangrove semakin menyusut. Semua itu sudah terjadi sejak lama.

BACA JUGA:  Gubernur NTT : Pertanian Lahan Kering Harus Membantu Pembangunan

Walaupun demikian, tetap saja ada warga masyarakat sekitar yang ikut memelihara, menjaga dan menanam kembali mangrove. Pihak sekolah, instansi pemerintah dan kelompok-kelompok pecinta mangrove juga terlibat memelihara dan menjaga mangrove Borong. Imajinasi ekologis dan kesadaran akan bahaya tsunami membuat hutan mangrove Borong diperhatikan secara baik.

Di seputar mangrove tersebut, dibangunlah jalan lingkar. Pembangunan jalan lingkar itu memang akhirnya harus melintasi sisi pinggir wilayah mangrove di sebelah sungai Waebobo. Untuk itu, ada mangrove yang beresiko rusak.