Akh, Lanny… (Mendaur Keresahan Calon Mahasiswa)

Gusty Rikarno

Angin bertiup kencang. Di dua bulan terakhir, kondisinya begini. Berbeda di tahun sebelumnya. Ada senyuman kekecewaan di bahasa tubuhnya. Bukan karena kondisi alam Kota Kupang yang tidak bersahabat ini, tetapi lebih karena jawabanku. “Bagaimana mungkin, seorang Gusty Rikarno, PU. Media Pendidikan Cakrawala NTT, tidak mengenal Undana.” Mungkin begitu pikirnya dalam hati. Handphoneku berdering. Seorang ibu guru menanyakan tentang tulisannya. Katanya, ia ingin gunakan itu sebagai salah satu bukti (syarat) untuk pengajuan kenaikan pangkat. Kami berdiam diri sejenak. Ingin rasanya agar ia tidak menanyakan tentang Undana lagi. Di beberapa kesempatan nama Undana disebut saat Dr. Marsel Robot dan beberapa dosen lainnya menulis opini di media (cetak & online). Artinya, dari ratusan dosen dalam segala jenis gelar yang ada di Undana, hanya beberapa orang (bisa dihitung dengan jari) yang menulis dan karyanya dibaca orang, khususnya oleh masyarakat NTT. Lalu yang lainnya? Mari berpikir positif. Mereka menulis dan bisa menulis. Demi satu kata rendah hati, tidak mau tulisannya dipublikasikan. Atau justru sayalah yang tidak banyak membaca. Mungkin saja, tulisan mereka dipublikasi di media atau jurnal nasional bahkan internasional. Ingat, Undana itu tempat berdiam (mengabdinya) para doktor dan profesor.